12 Okt 2012

ANAK PETANI MERAIH MIMPI DI TANAH YANG DIBERKATI



Yuren S Bahat dilahirkan di Desa Goha yang terletak dipinggir Sungai Kahayan menuju Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas. Bapak tiga anak ini dilahirkan dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya Sion Bahat dan Elisabet Rasad adalah petani.
Saat itu mereka mengandalkan penghasilan dari perkebunan karet. Disamping menyadap karet Sion Bahat juga dipercayakan masyarakat menjadi kepala desa. Namun di usia 4 tahun Yuren kecil bersama keluarga hijrah dari Desa Goha menuju Palangka Raya dengan menggunakan rakit bamboo melalui jalur sungai Kahayan.
Kepindahan satu keluarga ini ke Palangka Raya untuk mengubah nasib. Kedua orang tuanya memiliki tekad supaya anak-anaknya yang berjumlah 10 orang ini mendapat pendidikan yang layak. Setibanya di Palangka Raya kehidupan Sion Bahat sangat berat. Mereka hanya menempati barak terbuat dari  seng berukuran 4x8 meter. Sementara untuk memenuhi kehidupan sehari-hari orang tua Yuren bekerja secara serabutan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.
Dengan kondisi pekerjaan orang tuanya yang serba tidak menentu itu Yuren kecil juga ikut bekerja sebagai penjual es lilin dan kue, sambil berkeliling kota Palangka Raya. Dia berharap dari hasil menjual es lilin dan kue dapat meringankan beban orang tua. Rutinitas ini dilakukanya saat berada di bangku Sekolah Dasar. Alhasil Yuren kecil bisa memenuhi uang  jajan dan biaya sekolahnya.
Setelah mengenyam pendidikan di SMP dan SMA, Yuren remaja tidak lagi berjualan es lilin dan kue. Untuk memenuhi biaya sekolah dan lainnya, harus bekerja menyadap karet ke Desa Goha, namun aktivitas ini hanya dilakukannya saat liburan sekolah tiba.
Menariknya saat berada dikebun karet dia sering menghayal menjadi orang ternama dimuka bumi ini. Bahkan khayalan Yuren remaja ini semakin kuat ketika sebuah pesawat terbang melintas di atas areal perkebunan karet tempatnya bekerja khayalannya pun ingin naik pesawat terbang. Berkat kegigihanya meraih mimpi itu Yuren menjadi orang nomor dua di Bartim dan dapat naik pesawat.
Setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA, Yuren remaja berniat melanjutkan pendidikan atau kuliah ke Pulau Jawa, Namun lantaran tidak punya biaya terpaksa melanjutkan pendidikan ke Banjarmasin mengikuti jejak sang kakak Ben Brahim S Bahat di Fakultas Teknik Sipil Universitas Lambung Mangkurat (Unlam).

Selama berada dibangku kuliah Yuren dewasa yang mendapat berlimpah berkat dari Tuhan. Buktinya dia mendapat dua kali beasiswa di bidang Akademisi dan Ekstrakuler. Tak hanya itu Yuren juga diberikan talenta yang lebih dari Sang Kuasa melalui bakat seni yang dimiliknya, Wakil Bupati Bartim ini dipercayakan pemilik Restoran Shinta untuk menghibur para tamu di malam hari.
Setelah mendapatkan gelar Sarjana Teknik dari Unlam pada tahun 1987 dengan predikat kelulusan terbaik II, saat itu Yuren belum bekerja. Dia tetap bermain music.
Namun pada tahun berikutnya bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kalteng dan diangkat menjadi PNS pada tahun 1990. Setelah diangkat menjadi PNS, Yuren menikah pada tanggal 17 Juli 1991 di Palangka Raya.
Setelah diangkat menjadi PNS, Yuren dimutasi ke Kabupaten Barito Selatan menjadi Kepala Ranting Dinas PU di Tamiang Layang Bartim pada juni 1995, saat itu wilayah Bartim masih dibawah Pemkab Barsel. Lagi-lagi kuasa Tuhan selalu menyertai pekerjaan Yuren. Alhasil pada 1998 dilantik menjadi Kepala Cabang Dinas PU Barsel, yang juga membawahi wilayah Bartim.
Memasuki 2002, Pemerintah Pusat menyetujui pemekaran wilayah Kabupaten di berbagai Propinsi, salah satunya adalah Bartim. Daerah ini memisahkan diri dari Kabupaten induk Barsel. Berkah dari kebijakan Pemerintah Pusat ini, juga berdampak pada keluarga Yuren, sehingga pada tahun itu juga dilantik menjadi Kepala Dinas PU Kabupaten Barito Timur hingga 2008.
Rupanya karya Tuhan terhadapnya tidak berhenti disitu saja. Bersamaan dengan pelaksanaan Pemilu Kada Bartim 2008 lalu, bersama Zain Alkim terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati untuk periode 2008-2013 dan menyandang pangkat Pembina Utama Madya IV/d.
Bila mengikuti jejak tokoh ini bertugas di Bartim sejak 1995-sekarang sudah mengabdi sekitar 17 Tahun. Buah tangannya di Bumi Jari Janang Kalalawah sudah banyak, maka tak heran lagi wilayah Bartim sudah menjadi tanah kelahirannya sendiri.
Dalam menjalankan setiap pekerjaan yang diembannya, Yuren memiliki prinsip yang kuat terhadap karya Tuhan “Bekerjalah sekuat tenaga diladang Tuhan, sambil mengabdi total untuk masyarakat dan Pemerintah, karena semua pemerintahan yang ada adalah dari Tuhan Allah”
(sumber Tabengan 12 okt 2012)