PERINGATAN HPS KE-32
PALANGKA RAYA -
Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Ke-32 Tingkat Nasional secara
resmi dibuka oleh Wakil Presiden RI Boediono di Arena Pameran Temanggung
Tilung, Palangka Raya, Kamis (18/10). Kegiatan itu tidak hanya dihadiri
masyarakat Kalteng, tetapi juga datang dari penjuru Tanah Air yang ikut
memeriahkan perhelatan besar ini.
Para pejabat tinggi Negara juga
berkesempatan hadir, seperti Menteri Pertanian Suswono, Menteri
Koodinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan,
anggota DPR RI, Gubernur/Wagub se-Indonesia, dan para Duta Besar. Dubes
Pakistan Sanaullah, Dubes Argentina Javier A Sanz de Urquiza, Wakil
Dubes Jepang Makita, Perwakilan AS Donald Tambunan, dari Kemenlu M
Wahid, dan dari Food and Agriculture Organization (FAO) Mustafa Imir.
Tidak ketinggalan hadir tuan rumah
Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang dan Ketua TP PKK Kalteng
Moenartining Teras Narang, Wakil Gubernur Achmad Diran beserta jajaran,
Walikota Palangka Raya, seluruh FKPD, kepala SKPD Pemprov,
Kabupaten/Kota, dan peserta dari sejumlah provinsi di Indonesia yang
mengikuti pameran HPS.
Teras menyatakan komitmen Pemerintah Pusat dan daerah menuju kemandirian pangan telah dilakukan. Terhadap kepercayaan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian, Teras memberikan apresiasi telah memberikan kesempatan kepada Provinsi Kalteng menjadi penyelenggaran perhelatan besar ini.
Teras mengutarakan, Kalteng yang merupakan
bagian dari NKRI, juga ikut merasakan dampak pemanasan global, termasuk
bencana alam, banjir, kebakaran hutan dan lahan serta musibah lainnya.
Namun dengan semangat gotong royong, Kalteng terus berupaya mengelola
sumber daya alam (SDA) dengan secara arif dan lestari.
“Kalteng siap untuk dijadikan sentra
pangan bagi Indonesia. Mengingat Kalteng masih sangat luas untuk
dijadikan kawasan dan pengembangan pangan,” ujar Teras.
Dikatakan, SDA dan lahan yang luas di
Kalteng sangat potensial untuk pengembangan komoditas pertanian. Seperti
pengembangan produk unggulan yang menjadi prioritas yakni padi,
palawija, sayuran, ternak sapi, karet, kelapa sawit, ikan tangkap dan
budidaya.
Seluruh komoditas ini, kata Teras, akan
menjadi perhatian serius Pemprov Kalteng dalam upaya membangun juga
mengembangkan pertanian di Kalteng. Selama ini, telah dilaksanakan
program-program yang mendukung pemenuhan pangan. Salah satu yang sedang
digalakkan Pemprov Kalteng adalah program pengembangan perikanan.
Program ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian
swasembada nasional, di samping program lainnya.
Akibat Salah Urus
Sementara itu, Boediono menyampaikan,
sampai sekarang masalah pangan di dunia belum terpecahkan. Hampir 1
miliar umat manusia, setiap hari hidup dalam kondisi kekurangan pangan,
bahkan kelaparan.
Salah satu penyebab utama terbesar
terjadinya kekurangan pangan, kata Wapres, akibat kesalahan
pemerintahnya mengurus dan menentukan kebijakan pangan, sehingga terjadi
kelaparan di berbagai belahan bumi.
“Karena kebijakan pemerintah tersebut,
pada sektor pertanian khususnya pangan, dalam menentukan kebijakan
pangan, salah arah. Meskipun memiliki lahan pertanian yang luas dan
aman. Bangsa yang begini, dikarenakan bidang pertanian salah urus,” kata
Boediono.
Akibat kesalahan ini, kata Boediono, walaupun di negara
tersebut tidak ada konflik atau peperangan, namun masyarakatnya tidak
bisa mengembangkan pangan, sehingga terjadi kerawanan pangan. Hal
tersebut dikarenakan pemerintah di negara yang bersangkutan, tidak
membangun infrastruktur sektor pertanian dengan baik.
“Tidak mengembangkan lembaga-lembaga
pendukung pertanian, tidak memberikan insentif kepada para petani, serta
tidak mendukung penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan
produktivias kekurangan pangan,” katanya.
Penyebab utama lainnya, akibat politik dan terjadinya peperangan yang berkepanjangan di suatu negara
yang menyebabkan masyarakat tidak leluasa membangun pangan. Disebabkan
pula adanya bencana alam, kekeringan, banjir, kerusakan lingkungan,
serangan hama dan yang lainnya. Bencana alam ini, merupakan penyebab
yang menonjol karena adanya perubahan iklim global.
“Cuaca dan iklim yang ekstrem di berbagai belahan bagian dunia, juga lingkungan yang rusak akibat ulah manusia,” ujar Boediono.
Penyebab berikutnya adalah masih
tergantungnya suatu negara dengan negara lain. Masih mengimpor berbagai
pangan dari negara lain, terutama pada saat terjadi kerawanan pangan
akibat iklim dan arus perdagangan pangan dunia.
Dari pengalaman tersebut, Boediono
mengajak seluruh masyarakat petani Indonesia belajar dari pengalaman
yang terjadi. Jangan menempatkan negara pada posisi politik yang tidak stabil.
“Apabila kita biarkan, artinya kita membiarkan penyebab nomor wahid terjadinya kekurangan pangan dan kelaparan,” tegas Boediono.
Untuk itu, Boediono meminta seluruh
masyarakat membuat komitmen, menjaga ketenangan dan kedamaian di Tanah
Air. Para petani, nelayan, dunia usaha, diharapkan ikut mengawal
pembangunan bidang pangan, agar di negara yang kaya akan hasil alam Indonesia ini, tidak terjadi kerawanan pangan.
Usai acara, Wapres Budiono, para Menteri,
Gubernur Kalteng, Wagub beserta jajaran, berkesempatan melihat-lihat
stan pameran HPS. Kemudian dilanjutkan dengan melihat kawasan perkebunan
berbagai jenis tanaman komoditi yang telah dipersiapkan panitia
beberapa bulan lalu.
Sebelum HPS dibuka secara resmi, acara diawali dengan penampilan tari kolosal Hatangku Hatangkalu. Penampilan sekitar 130 penari itu memukau Wapres dan tamu lainnya. Tarian
ini merefleksikan nilai-nilai kebersamaan dan persahabatan Suku Dayak
di Kalteng menyambut pesta panen raya dalam rangka mencapai ketahanan
pangan.
Kekaguman
terlihat dari 2.500 undangan yang menghadiri pembukaan HPS Ke-32,
dengan berusaha mengabadikannya, baik menggunakan telepon genggam,
kamera maupun rekaman video. adn