22 Okt 2012

SDN Juru Banu segera diperbaiki

Tamiang Layang - SB. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Juru Banu Kecamatan Paju Epat yang hampir sebulam lebih terkena musibah angin puting beliung, akhirnya a kan segera diperbaiki oleh Pemkab Bartim melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Bartim.
 

Wakil Bupati Yuren S Bahat kepada Tabengan mengatakan, pihaknya telah melakukan kunjungan ke SDN tersebut, satu ruang guru tidak bisa digunakan lagi. Sebab, ruangan kantor guru tersebut terkena angin puting beliung dengan kondisi bagian atap terbuka menganga.
“Saya sudah meminta kepala Sekolah dan pihak Pemerintahan Desa (Kades) mengusulkan atau mengajukan proposal terkait musibah tersebut dan saya berharap tidak dalam kurun waktu yang lama proposal tersebut telah kita terima,” katanya, Senin (9/7) kemarin.

Tambahnya, dengan adanya proposal nanti, maka Pemerintah Kabupaten Bartim bisa melakukan penghitungan untuk mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan sekolah dasar tersebut, sehingga dalam waktu secepatnya sekolah kebanggan di Desa Juru Banu tersebut bisa difungsikan lagi.
Kepala desa (Kades) Juru Banu, Umarullah kepada Tabengan mengucapkan terimakasih atas perhatian Pemkab Bartim yang, terutama Yuren S Bahat yang sangat memperhatikan dunia pendidikan di Bartim.

Menurut Umarullah, sekolah Dasar tersebut merupakan satu-satunya di Desa Juru Banu. Dengan tidak bisa difungsikannya ruang guru, maka para guru untuk smentara waktu menggunakan ruang kelas lain sebagai ruang kerja guru.
“Kejadian puting beliun tersebut sudah lama, hampir dua bulan. Setelah pak Wakil Bupati (Yuren S Bahat) mengadakan kegiatan di Desa Juru Banu, hal ini kami sampaikan kepadanya, dengan harapan bisa  diperbaiki,” ungkapnya.
Sementar itu, M Haris (7) murid kelas 2 SDN  Juru Banu yang sekaligus sebagai saksi mata mengatakan, kejadian tersebut diiringi hujan deras yang lebat dan angin yang kencang.
“Pertama – tama kami melihat angin berputar-putar deras dan berdebu, bangunan TK yang ada di depan sekolah kami ikut bergoyang-goyang, tetapi setelah itu anginnya mengarah kesekolah kami lalau terdengar bunti keras seperti bangunan yang roboh,” kisahnya dengan wajah polosnya.
Keesokan harinya, jelas Haris , pihaknya bersama para guru merapikan ruang guru yang berhamburan, baik buku serta meja-meja yang ada di dalammnya. Namun kami itetap bersekolah. (Habibullah)