Harian Umum Tabengan,
TAMIANG
LAYANG - Sektor pertanian merupakan sektor terbesar penyumbang Produk
Domestik Regional Bruto (PDRD) di Kabuapten Barito Timur (Bartim),
setelah sektor pertambangan. Ini membuktikan bahwa agrobisnis ke
depannya bisa ditingkatkan lagi.
Karena
itu, Yuren S Bahat akan meningkatan sektor agrobisnis sebagai sektor
utama dalam penyumbang PDRB di Bartim dengan pola pengembangan program
sektor Infrastrukturnya di bidang pengairan, air bersih, dan listrik
desa.
“Peningkatan sarana prasarana sangat utama dalam pengembangan agropolitan,” ungkap Yuren, Senin (22/10).
Menurutnya,
Kabupaten Bartim merupakan salah satu kabupaten surplus beras di antara
7 kabupaten lain, di Kalteng. Terlebih lagi dengan adanya Bendungan
Karau yang bisa berfungsi dengan luasan air mencapai 3834 hektare.
Selian
bendungan tersebut, terdapat pula Bendunagn Tampa dan Talohen, yang
akan menyatu nantinya dengan Bandungan Karau, sehingga cakuan airnya
akan lebih besar untuk persawahan.
Melihat
dari kondisi tersebut , Yuren berencana akan meningkatkan operasi
dan pemeliharaan (OP) pengairan sehingga fungsi pengairan persawahan
tetap berfungsi dengan maksimal, dimana berdampak positif terhadap
kualitas infrastruktur yang terawat dan terjaga kualitasnya.
Program tersebut akan dicanangkan dengan sebutan program pengairan lancar.
Selain
hal tersebut, Yuren juga merencanakan membuka lahan sawah potensial
untuk pertanian melalui program percetakan sawah. “Kita harus punya
komitmen bahwa lahan persawahan jangan dialih fungsikan menjadi lahan
untuk perumahan dan perkebunan,” ungkapnya.
Menurut
Yuren, meski mengalami keterbatasan dana, pemerintah setempat, namun
perlu adanya keseriusan menanggapi hal tersebut.
Perluasan sawah akan dianggarkan melalui dana APBD Kabupaten dengan
luasan capai minimal 500 hektare per tahun.
Dengan
tercapainya program tersebut, lanjut pria kelahiran Desa Goha itu, maka
perlu ditingkatkan sarana dan prasarana air bersih di tingkat desa
se-Bartim.
Menurutnya,
air bersih merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, terlebih lagi disaat musim penghujan dan kemarau. “Program air
bersih dicanangkan untuk bisa dinikmati disetiap musim penghujan maupun
kemarau,” katanya.
Percepatan
air bersih tersebut akan diprogramkan secara terpadu antara pemerintah
pusat, provinsi dan daerah. Dengan dana yang cukup dari APBN, APBD
provinsi dan APBD kabupaten, maka keterpaduan dana tersebut untuk
pembangunan akan cepat terlaksanan dengan baik.
Dijelaskan
Yuren, selain menggunakan dana pemerintah, maka bisa pula dilakukan
dengan sistem bapak angkat dari pihak investor setempat yang bisa
mengembangkan progam air bersih dengan dana Sumbangan Pihak III. Bapak
Angkat tentunya akan memiliki tanggungjawab dalam penyediaan air bersih
sementara operasionalnya akan diserahkan kepada pihak pemerintah yang
membidangi teknisnya, dimana dilakukan kepengurusan di instansi teknis
tersebut.
Masih
adanya desa atau kampung yang belum teraliri listrik di Bartim
ternyata menarik perhatian Yuren S Bahat. Dirinya memiliki program
tersendiri untuk adanya listrik masuk desa.
Hal
ini tentunya akan dilakukan koordinasi secara proaktif dari pihak
pemerintah kabupaten hingga pemerintah pusat. “Dengan adanya listrik
masuk desa, maka masyarakat secara umum bisa menikmati energi listrik.
Jika padam, maka akan ada suplaiannya dari PLTU,” katanya. c-bib